NAGAQQ.COM | AGEN BANDARQ | BANDARQ ONLINE | ADUQ ONLINE | DOMINOQQ TERBAIK

Sabtu, 30 Januari 2016

Pembantu Ku Yang Semok Part 4




Rika merebahkan kepalanya di pangkuanku, dengan begitu, otomatis tanganku melingkar di perut dia. Sambil terus cerita-cerita, mata dia memperhatikan acara TV yang kita tonton, sementara aku? aku memperhatikan dua tonjolan bukit kembar di puncak buah dadanya. Puting itu seakan berlomba ingin melompat ke luar dari You can see tipis tanpa BH yang dia kenakan. Naik turun seirama dengan aliran nafasnya yang entah kenapa menurutku tampak sedikit kurang teratur. Sengaja kupindahkan tanganku dari perut ke dadanya, walau tidak tepat diatas kedua putingnya. Rika masih cuek dan terus bercerita tentang dia dan pacarnya yang seakan ‘kurang mengerti’ kebutuhan dia dan apa yang sebenarnya dia inginkan.

Gairahku kambali naik ke ubun-ubun, aku tahu sebentar lagi aku tidak akan dapat menahan gejolah birahi yang selalu mengasaiku begitu ia terbangkitkan. Tanganku pun secara otomatis mulai melakukan remasan-remasan lembut terhadap payudara adik iparku yang sekal itu. Dan remasan itu semakin keras, semakin keras lalu berubah menjadi gerakan-gerakan jari melingkar-lingkar di seputar putingnya. Melingkar dan sesekali mencolek dengan lembut ujung puncak puting yang terasa semakin mengeras itu. Lalu gerakan itu berubah menjadi pilinan terhadap puting Rika. Seperti sedang mencari chanel radio, aku memilin-milin puting yang semakin keras itu. Kontolku sudah ngaceng 100%, entah kenapa, sensasi ini benar-benar membakar birahiku, membara panas dan liar.

Rika sendiri seperti tidak ada tindakan untuk menghentikan remasan dan pilinan jari-jariku terhadap buah dadanya. Malah sesekali aku mendengar desahan-desahan halus keluar dari mulut manisnya. Walaupun aku orangnya suka tidak kontrol terhadap birahi, tetapi aku dapat menjadi orang yang sangat sabar apabila melakukan tindakan foreplay dan merangsang pasangan. Bisa dibilang, aku selalu mengerti dimana titik lemah seorang cewek, perlakuan apa yang paling dia sukai dan apa yang dapat membakar birahinya. Masih bermain-main dengan keterampilan jariku, dengan tangan kanan meremas dan memilin dada Rika, tangan kiriku dari bawah bergerak ke arah pangkal lehernya, menyusur belakang telinganya lalu berbalik ke depan dan mengusap lembut bibirnya.

Rika mulai lebih jauh terpancing, lidahnya mulai terjulur menyambut jari-jariku yang bermain-main di bibirrnya. Sejurus kemudian, jariku telah bertarung dengan sengit melawan lidahnya yang menjilat-jilat liar. Seiring dengan puntiran putingnya dengan tangan kananku, aku masukkan kedua jariku ke mulutnya dan menjepit lidahnya…

“Aghhh…” Rika menggelinjang lalu tiba-tiba mengubah posisinya menjadi terlentang. Ia kangkangkan kedua kakinya, aku tidak menyadari kapan tangannya sudah masuk ke celana hot pants yang ia kenakan dan mengobel memeknya sendiri dengan kedua tangannya.

Aku keluarkan tanganku dari mulutnya, dan kugunakan keduanya untuk memproses buah dada dan putingnya. Rika semakin seperti kesetanan mengobel lubang memeknya. Akupun semakin tidak tahan, dengan penuh nafsu kutarik U can see-nya ke atas, hingga tarpampanglah buah dada adik iparku yang montok itu, lalu dengan segera aku menunduk dan mempermainkannya dengan mulut dan lidahku.

Rika semakin menjadi-jadi, diobelnya sendiri memeknya dengan kedua tangannya dengan RPM tinggi sambil mendesah-desah tidak karuan. Jilatanku pun semakin turun, ke arah perutnya, lalu kusodok-sodok pusarnya dan kupermainkan dengan lidahku. Erangan dan lenguhan Rika semakin keras, akupun semakin bergerak ke arah bawah dari tubuhnya. Dengan posisi merangkak di atas badannya dalam gaya 69, kupelorotkan hotpants yang menutupi memeknya tanpa CD itu, aku tercengang melihat tiga jarinya sudah masuk ke lobang memeknya sendiri yang sudah sangat basah itu.

Aku segera mencabut jari-jari itu, menyingkirkan tangannya dan menggantikannya dengan mulut dan lidahku. Baru beberapa jilatan dan hisapan, Rika mengejang-ngejang dengan keras dan menyemburkan cairan orgsmenya beberapa kali ke mulutku. Tanpa menyia-nyiakan cairan favoritku yang beraroma sangat aku sukai itu, aku menyedotnya habis tanpa ampun. Rika pun akhirnya menggelosoh lemas seusai orgasme.

Terengah-engah dia berkata, “Hehehe... thanks ya, mas.”

“It’s OK, kamu enak?”

“Banget…”

“Good, mau mandi lagi?”

“Ah, ntar aja deh, masih mau menikmati sisa orgasmeku dulu.”

Aku kembali duduk dan memegang kontolku. “Kalo gak keberatan, tetep posisi itu ya, tak pake ngocok bentar.”

“He’eh…” jawabnya.

Akupun segera mengeluarkan kontolku dan dengan posisi mengangkang di antara kepalanya, aku mulai mengocok sambil memperhatikan matanya yang sayu menatap kontolku yang kukocok dengan tanganku sendiri. Praktis kontolku hanya berjarak beberapa cm dari mukanya. Lalu sengaja aku menurunkan sedikit posisiku sehingga biji pelirku menggesek hidung dan mulutnya. Aku berharap dia sedikit terangsang lagi lalu membantuku dengan sedikit menjilat buah pelir maupun batang kontolku, sialnya Rika tidak bereaksi. Aku tahu dia sengaja tidak melakukan itu. Tapi tidak masalah, dengan pemandangan seperti itu, matanya yang tidak berkedip menatap kontolku yang sedang kukocok, dadanya yang terpampang indah dan memeknya yang masih kelihatan licin mengkilap, tidak butuh waktu lama sebelum aku menyamburkan spermaku. Aku memang tidak berniat menahannya terlalu lama, walau aku mempunyai kemampuan untuk itu. Dan kecrotan spermaku sengaja aku arahkan ke atas bibir dia. Rika pun tidak protes ataupun mengubah posisinya, sehingga spermaku sukses membanjiri bibirnya. Dia tersenyum dan menjilat sedikit pejuh yang belepotan di bibirnya itu.

Hanya itu yang terjadi malam harinya, keesokan hari aku mengantarkan dia pagi-pagi ke kos. Dan aku yakin kejadian kemarin akan tersimpan rapi di memory kita berdua.

Hari bergulir kembali, memang paginya aku merasa ada pandangan aneh di mata Lastri waktu mengganti sprei ranjangku yang sangat basah karena permainanku dengan Rika. Disana juga ada sisa-sisa cairan memek Rika dan sedikit pejuhku. Tapi dia diam dan tidak tanya macam-macam. Aku bertanya dalam hati, ancaman apa yang dipakai oleh Rika?

But what the hell, aku gak mau memikirkannya lebih lanjut, fakta bahwa Rika memang jagonya memanipulasi pikiran orang lain adalah suatu hal yang somehow menakutkanku sekaligus membangkitkan libidoku setiap kali aku memikirkan dia.

Ine kembali dari kampung membawa banyak berita, pertama mbah sudah agak baikan. Lalu masalah kakak keponakan kami, Andri, yang digugat cerai oleh istrinya, mbak Yuni kecil (kami menyebutnya begitu, karena kakaknya mas Andri juga mempunyai nama sama, Yuni dan kita menyebutnya Yuni gede) padahal mereka sudah dikaruniai dua anak. Dan dia bilang mbak Yuni gede juga pulang kampung. Serta dalam waktu dekat, pas liburan anak kami, istriku pengin main ke rumah mbak Yuni gede yang ada di kota lain, bersama rombongan dari kampung. Selain dalam rangka peresmian rumah baru mbak Yuni, juga istriku ingin ngajak anakku main di Trans Studio. So be it. Untuk urusan berlibur memang aku selalu memanjakan dan menuruti keinginan istri tercintaku, walau tentunya budget yang harus kukeluarkan tidak selalu sedikit.

Malam itu, setelah membacakan dongeng kesukaan anakku, aku mengantarkannya tidur, besok adalah hari besar buat dia. Naik pesawat ke rumah budhenya. Dia selalu suka pesawat, dan sedikit terobsesi dengannya. Dari gambar wallpaper di kamarnya, game-game kesukaan dia, mainan remote control sampai paper craft kerajinan tangan dia (well, dalam hal ini aku yang bikin, atas supervisinya, hehehe) semua tentang pesawat. Dan aku juga selalu encourage apapun yang menjadi passion dia, aku tidak pernah membatasi, malah selalu aku dorong dengan info-info dan hal-hal yang membuatnya lebih bisa mengekplorasi kreativitas di hal apapun yang dia sukai. Dan di umurnya yang baru 4 tahun itu, dia juga termasuk salah satu penggebuk drum terbaik di tempat les dia. Setiap kali melihatnya, kebanggan selalu mengharuku. Tak bisa aku berhenti bersyukur karenanya.

Malam itu juga, setelah anakku tidur. Sebagai ritual karena akan meninggalkanku seminggu, aku menggenjot dengan semangat istriku di sofa ruang tamu, kita memang sering sembarangan dalam melakukan kegiatan sexual. Mungkin juga karena tampat-tempat itu terasa lebih erotis sehingga membuat libido kami lebih terpancing. Dan seperti kejadian dahulu, Lastri mengintip kami sambil masturbasi. Kali ini pandangan mata kami bertemu, dan dia hanya tersenyum penuh arti kepadaku sambil mengobel memeknya dengan… SHIT!! itu dildo milik istriku! Dildo itu sengaja aku beli untuk variasi sex kami. Anak kecil yang nakal!!

Keesokan harinya, istriku berangkat. Dia akan terbang dari kota S bersama beberapa orang dari rombongan dari kampung. Diantar oleh mas Dedy, Lastri kali ini ikut juga sekalian pulang ke kampung karena dia bilang orangtuanya juga sakit. Heran, banyak banget yang sakit akhir-akhir ini.

So here I am, home alone, bukan karena aku tidak bisa mengajukan cuti dari kantor, tapi aku prefer mengambil cuti itu pada hari lebaran. Kurasa itu lebih logis daripada menghabiskannya di tempat mbak Yuni dengan kegiatan yang itu-itu aja. Sebenernya aku mengharapkan Rika datang menemaniku pada masa ini, hanya pada detik terakhir dia menginformasikan bahwa permohonan cutinya dari kantor di ACC, so dia ikut dalam rombongan wisata keluarga tersebut. That makes me really home alone. Walau, tidak menutup kemungkinan aku mengajak sekretarisku, Umy, untuk bobo nemenin aku di rumah, atau sebaliknya di apartemen dia, atau dalam sekali call aku dapat mengundang ABG-ABG simpananku kalau sewaktu waktu libidoku bangkit, so it’s not a big deal for my sexual life actually.


Bersambung...
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Total Pengunjung Hari ini

SAHABAT303

Diberdayakan oleh Blogger.

SAHABATPOKER

SAHABATKARTU

Favorite View